Laporan Praktikum Koloid Pudding
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PEMBUATAN PRODUK KOLOID PUDDING
Disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Kimia
Disusun Oleh :
Annisa Rahayu (04)
Aryanda Anwar Sanusi (05)
Fathia Ayunia Maulani (16)
Miury Fitrina Rahmayanti (24)
Muhammad Lukhcy Dwi Pangestu (26)
Nava Andromeda (28)
Rifa Adhia Rakhmawati (35)
XII IPA 1
SMAN 6 BANDUNG
Jl. Pasir Kaliki
No. 51 Tlp. (022) 6011309 Bandung 40172
2014
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan kimia kami tentang Pembuatan Produk Koloid Pudding.
Kami
percaya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan karya ilmiah
kimia yang berjudul Pembuatan Produk
Koloid Pudding ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Kami
sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada ibu guru,
semua pihak maupun para pembaca.
Semoga
karya ilmiah yang kami buat ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat
dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi
para pembaca pada khususnya. Apabila ada salah dalam penulisan karya lmiah ini,
Kami mohon maaf yang sebesarnya. Karena sesuai dengan pepatah “Tiada Gading
yang Tak Retak” maka takkan ada yang sempurna.
Bandung, 23 Februari 2014,
Kelompok
Kimia XII IPA 1
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
3.2. Bahan
BAB IV WAKTU DAN CARA KERJA
4.1. Waktu
4.2. Cara Kerja
BAB V HASIL PRAKTIKUM
5.1. Hasil Praktikum
BAB VI
6.1. Kesimpulan
6.2. Daftar Pustaka
6.3.
Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sering kita temui beberapa produk yang merupakan
campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/
homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu
bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah
sistem koloid. Agar mempermudah mempelajari sistem koloid, maka pada praktikum kali ini
kami akan membahas mengenai salah satu produk koloid yaitu pudding.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Termasuk ke dalam jenis koloid apakah pudding?
2.
Cara apakah yang digunakan dalam membuat pudding?
3.
Bagaimanakah pudding dapat menjadi suatu koloid?
1.3.
Tujuan
Mengetahui
jenis-jenis
koloid dan cara pembuatan koloid dengan membuat salah satu produk koloid.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Koloid adalah
suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10.7
– 10.5
cm).
Berdasarkan pada fase terdispersi dan medium pendispersinya,
sistem koloid dapat digolongkan seperti berikut
Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi
cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak
mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas
dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari
elektrolit.
Cara
Pembuatan Koloid
1. Cara
Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel
fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah
menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara
kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara ini juga dapat dilakukan melalui
reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi
rangkap atau dengan pergantian pelarut.
2. Cara
Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar
dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik,
peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a. Cara
Mekanik
Menurut cara ini butir – butir kasar
digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan
tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan
menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula
pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b. Cara
Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid
dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat
pemeptasi (pemecah). Zat pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi
butir-butir koloid.
Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air,
nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain.
c. Cara
Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat
sol – sol logam.
Pudding
Puding adalah nama untuk berbagai hidangan
penutup yang umumnya dibuat
dari bahan-bahan yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding juga
dipakai untuk berbagai jenis pai berisi lemak hewan, daging, atau
buah-buahan yang dipanggang.
Puding dengan bahan baku susu (yogurt), tepung
maizena, tapioka,
atau telur dihidangkan setelah didinginkan lebih dulu. Puding seperti ini
rasanya manis dengan perisa coklat, karamel, vanila, atau buah-buahan.
Puding agar-agar dibuat dengan mencampur agar-agar
bersama susu, tepung maizena, atau telur kocok. Puding agar-agar sering
dihidangkan dengan saus yang disebut vla. Tepung puding instan memudahkan
orang membuat puding karena hanya perlu dicampur susu atau air panas.
Kandungan yang terdapat pada puding :
Jumlah per
0.5 cangkir (142 g)
|
Kalori 170
|
· %
Daily Value*
Total
lemak 4.5
g
|
6%
|
Lemak Jenuh 2.6 g
|
13%
|
Polyunsaturated fat (Lemak tak jenuh
ganda/lebih) 0.3 g
| |
Monounsaturated fat (Lemak tak jenuh
tunggal) 1.2 g
| |
Kolesterol 13 mg
|
4%
|
Sodium 139 mg
|
5%
|
Potassium 213 mg
|
6%
|
Total Karbohidrat 28 g
|
9%
|
Serat
Pangan 1.1 g
|
4%
|
Gula 17
g
| |
Protein 4.5 g
|
9%
|
Kafein 3 mg
|
Vitamin A
|
3%
|
Vitamin C
|
0%
|
Kalsium
|
15%
|
Besi
|
2%
|
Vitamin D
|
15%
|
Vitamin
B-6
|
0%
|
Vitamin
B-12
|
6%
|
Magnesium
|
7%
|
§ Cetakan puding 2 buah
§
Panci 1 buah
§
Sendok sup besar 1 buah
§
Gunting 1 buah
§
Kamera 1 buah
§
Pisau 1 buah
§
Mangkuk secukupnya
3.2. Bahan :
Puding :
Puding :
Pudding warna coklat 1 bungkus
Agar-agar warna putih 1 bungkus
Agar-agar warna putih 1 bungkus
Gula
putih 250 gram
Fla :
§
Fla 1 bungkus
§
Air hangat 200ml
BAB IV WAKTU DAN CARA KERJA
4.1. Waktu
Waktu : Minggu, 23 Februari 2013
Tempat :
Rumah Annisa Rahayu
4.2. Cara
Kerja
Puding :
· Masukkan 1 bungkus pudding rasa coklat ke dalam
panci
· Tambahkan 125 gram gula putih atau sesuai selera.
· Masukkan air kurang lebih 500 ml ke dalam panci tersebut
· Masukkan air kurang lebih 500 ml ke dalam panci tersebut
· Aduk hingga merata sampai air mendidih.
· Tunggu hingga air tidak terlalu panas.
· Basahi cetakan puding dengan air.
· Tuangkan pudding coklat tadi ke dalam cetakan puding.
· Tuangkan pudding coklat tadi ke dalam cetakan puding.
· Simpan di dalam kulkas dan tunggu hingga puding dingin
dan mengeras.
· Lakukan hal yang sama untuk
puding putih
· Hias puding tersebut dan siram dengan fla. Puding siap
disajikan
Fla :
· Masukkan fla bubuk ke
dalam mangkuk.
· Tambahkan
air hangat yang telah disediakan.
· Aduk secara
merata.
· Fla siap
digunakan
BAB V HASIL PRAKTIKUM
5.1. Hasil Praktikum
Puding merupakan salah satu contoh
koloid. Puding merupakan koloid jenis emulsi padat yang dimana fase
terdispersinya adalah cair (air), sedangkan fase pendispersinya adalah padat (bubuk agar-agar). Gelatin
yang terkandung dalam puding merupakan emulgator yang berfungsi sebagai pengemulsi dan pengikat air.
Selain itu, puding bersifat sol
liofil. Dimana, sol liofil adalah sol dengan fase
terdispersinya senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di
katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat.
Proses pembuatan puding adalah dengan cara kondensasi. Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari
partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Yang dimana proses
kondensasinya dilakukan secara fisika yaitu pendinginan, penggantian pelarut
dan pengembunan.
Sedangkan, puding instan menebal oleh pati,
yang merupakan molekul rantai panjang yang terdiri dari molekul glukosa. Sifat
penebalan pati harus dilakukan dengan cara molekul pati terurai dalam cairan
dasar, umumnya berbasis air. Mereka menggabungkan molekul air ke dalam struktur
intrinsik mereka, menjebak mereka, dan menahan mereka dalam suspensi (Suspensi
merupakan suatu campuran dimana paling sedikit satu komponen yang secara
relatif mempunyai partikel besar yang akan saling tersebar dengan komponen
lainnya) (Ini bukanlah proses
yang sama seperti emulsifikasi[Emulsifikasi
adalah campuran dua cairan yang semula tidak campur, dengan membiarkan salah
satunya mendispersi ke dalam cairan lain sebagai partikel kecil]).
Perbedaan puding instan adalah penggunaan
modifikasi pati makanan, yang tidak memerlukan panas untuk mengaktifkan proses
ini.
Pati lainnya, seperti tepung, tepung
maizena, dan tepung kentang, memerlukan pemanasan sampai mendidih untuk
mencapai hal ini. Molekul tepung jagung dan kentang pati akan putus setelah
pemanasan berulang, menyebabkan makanan untuk kembali mencair, setidaknya
sebagian .
Salah satu pati yang tidak rusak adalah
tepung arrowroot, yang saya sarankan untuk setiap resep pati menebal yang akan
dipanaskan kembali.
Tepung memiliki komponen lain yang dapat
memberikan rasa seperti tepung, kecuali mereka matang , baik sebelum dimasukkan
ke dalam resep , atau memasak berkepanjangan setelah penggabungan.
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Puding merupakan koloid jenis emulsi padat. fase
terdispersinya adalah cair, sedangkan fase pendispersinya
adalah padat.
Puding dibuat dengan cara
kondensasi dan termasuk ke dalam produk koloid yang bernutrisi dan mudah dibuat.
6.2. Daftar Pustaka
trm ksh sngat bermanfaat
ReplyDelete