Elmo



          Hari itu, Emy berjalan menelusuri komplek rumahnya yang baru. Ia baru pindah kemarin. Sore ini, tidak banyak anak-anak kecil bermain di komplek itu . Emy merasakan ada sesuatu yang janggal .
          “Aneh, sejak tadi aku tidak melihat anak-anak seumuranku bermain. Kemana mereka ?” gumamnya.
Emy terus berjalan menelusuri komplek itu, ia ingin mengetahui seluk beluk komplek tempat tinggalnya yang baru. Ia juga penasaran, yang dilihatnya hanyalah anak-anak kecil yang sedang bermain, ia belum melihat anak seumurannya. Tiba-tiba, Emy merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
           “Hey !” sapa seorang lelaki.
Emy menoleh ke belakang.
          Wajah anak lelaki itu begitu tampan, umurnyapun mungkin sebaya dengan Emy, “Perkenalkan, namaku Elmo.” kata anak lelaki itu sambil tersenyum. “Kamu, anak baru ya ? siapa namamu ?” tanya anak lelaki itu.
          “Emy.” jawab Emy singkat.
          “Oh… Namamu cantik sekali, sama seperti orangnya.” puji anak lelaki itu.
          “Terima kasih. Oh, iya dari tadi kenapa  tidak ada anak-anak bermain di komplek ini ? Apa mereka begitu sibuk ?” tanya Emy penasaran.
          Anak lelaki tadi hanya tersenyum. “Kau juga akan tau.” jawabnya. “Kau ingin berjalan-jalan mengitari komplek ini ?” ajaknya.
          “Dari tadi aku juga sudah mengitarinya. Tapi aku bingung, tidak ada anak-anak kecil di sini.” Kata Emy.
          “Hmm… apa kau begitu penasaran ?” selidik anak lelaki itu.
          “Begitulah…” jawab Emy.
          “Kalau kau benar-benar ingin tahu dimana anak-anak berkumpul, datanglah lagi besok sore setelah kamu selesai bersekolah.” Kata anak itu sambil berlalu pergi.
          “Besok ?” gumam Emy. “Hmm… dia anak yang menarik…” senyumnya.
          Keesokan harinya, sepulang dari sekolah, Emy segera menuju ke tempat anak lelaki itu. Terlihat, anak lelaki itu sedang bersama dengan segelintir temannya.
          “Oh, itu dia !” anak lelaki itu menunjuk ke arah Emy. “Perkenalkan, ini Emy, Emy ini teman-temanku” kata Elmo memperkenalkan Emy dan sahabat-sahabatnya.
          “Hai…” sapa Emy.
          “Oh, jadi ini ya, gadis baru yang sangat cantik itu ?” kata salah seorang lelaki diantara teman-teman Elmo.
          “Waw, seleramu benar-benar tinggi ya, mo !” ledek salah seorang perempuan.
          “Hush ! ada-ada saja kamu !” wajah Elmo seketika berubah menjadi merah padam.
          “Emm… sekarang bisakah kalian jelaskan kepadaku, kenapa anak-anak seumuran kita disini hanya ada sedikit ?” tanya Emy.
          “Aaaahh… hampir saja aku lupa, ayo ikut !” ajak Elmo.
          Mereka lalu berjalan ke sebuah tempat, terlihat sebuah gedung bekas pabrik yang sepertinya sudah lama tidak dipakai.
          “Ayo masuk !” kata Elmo.
          Mereka lalu memasuki gedung tua itu, gedung itu cukup besar, didalam gedung itupun kelihatan sangat rapi.
          “Seperti sebuah markas rahasia saja.” Komentar Emy. “Eh, dimana anak-anaknya ?”
          Elmo menunjuk ke luar jendela, terlihat sebuah halaman belakang pabrik. Tidak disangka, halaman itu sangaaaaaat luas. Emy sangat kagum. Ternyata benar, disana banyak anak seumuran Emy.
          “Halaman ini adalah markas rahasia kami, di sini kami membuat lapangan sepak bola, lapangan basket, dan tempat bermain lainnya. Kami memanfaatkan gedung tua yang tanpa pemilik ini, kamu tahukan kalau di komplek kita tidak ada lapangan ? Maka dari itu kami memanfaatkan lahan yang ada.” Jelas Elmo.
          “Selain itu, disini kami juga sering belajar, dan mengerjakan tugas sekolah bersama-sama. Kami juga banyak menanam pohon agar tanah ini tidak terlalu gersang.” Sambung salah seorang teman Elmo.
          Emy sangat kagum melihat kekreatifan Elmo dan kawan-kawannya. Di halaman itu memang banyak sekali anak seumurannya bermain. Mungkin ada sekitar 30 orang. Mereka asyik dengan kegiatan masing-masing.
          “Hey, teman-teman, kita mendapat teman baru !” teriak Elmo. Seperti di film-film, mereka langsung menghentikan kegiatannya dan melihat ke arah Elmo.
          “Ehm, nama saya Emy, umur 13th, sekolah di Bandung International School, saya masih baru di komplek ini, jadi mohon bantuannya !” kata Emy memperkenalkan diri.
          “Ohh, selamat datang ya ! Semoga kamu bisa betah.” Kata anak-anak di situ sambil tersenyum.
          “Gimana menurutmu ?” tanya Elmo meminta pendapat.
          “Kamu, tidak buruk juga…” jawab Emy tersenyum, dia lalu meninggalkan Elmo dan berkenalan dengan beberapa anak yang sedang bermain disana.
          “Bocah ini, lihat saja, aku pasti akan mendapatkannya ! !” kata Elmo penuh percaya diri.
          “Hmm, kami tunggu loh Pajak Jadiannya !” ledek teman-temannya dari belakang. Pipi Elmo merah padam. Teman-temannya dan Emy yang melihat dari kejauhan tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Elmo.

Unsur Intrinsik Cerpen

©    Judul Cerpen : Elmo
©    Tema : Teman Baru
©    Tokoh : Emy, Elmo dan beberapa teman Elmo
©    Penokohan :
§    Emy : 1. Fisik = anak remaja wanita yang berusia 13th.
  2. Psikis = baik, lucu.
  3. Sosiologis = gampang berteman.
§    Elmo : 1. Fisik = anak remaja lelaki yang berusia 14th.
    2. Psikis = baik, pintar, kreatif.
    3. Sosiologis = mempunyai banyak teman.
©    Latar / Setting
§    Tempat : Di komplek dan di gedung tua.
§    Waktu : Sore hari
§    Suasana : Emy yang baru pindah rumah merasakan kejanggalan karena kompleknya sepi.
©    Alur / Plot : Alur maju
©    Amanat : Kita harus dapat memanfaatkan lahan yang ada dengan sebaik-baiknya.

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Praktikum Koloid Pudding

Resensi Novel Sangga Langit